Salah satu cara orang tua mendoakan anak adalah dengan memberikan nama yang baik. Ketika seorang memberi nama anaknya "Muhammad", "Sudirman", "Aisyah", "Khadijah" atau "Kartini", maka yang diharapkan dari nama ini adalah agar sang anak meneladani sifat-sifat tokoh-tokoh tersebut. Ketika ia dinamai "Hasan" (baik), "Budiman" (orang yang berbudi), atau "Syifa" (Kesehatan/kesempurnaan), "Halimah" (kelapangan dada), "Aminah" (yang selalu merasan aman), maka ini dapat merupakan doa agar sang anak menyandang sifat-sifat tersebut.
Rasulullah SAW menjelaskan, " Hak-hak terhadap orang tua antara lain adalah memberikan nama yang baik dan meluhurkan budi pekertinya." Karena itu pula tidak jarang Rasul mengubah nama-nama yang buruk menjadi nama yang baik, untuk kota maupun manusia. "Yatsrib" yang maknanya "mengecam" adalah nama lama yang diubah menjadi "al-Madinah" oleh Rasul yang makna harfiahnya adalah "tempat peradaban". Ali bin Abi Thalib RA menamai putranya "Harb" (perang), dan diubah oleh Rasul dengan nama "al-Hasan" (yang baik). Umar RA menamai anak perempuannya dengan nama "al-Hasan" (yang baik). Umar RA menamai anak perempuannya "Aishiyah" (durhaka/pembangkang) kemudian diganti oleh Nabi SAW menjadi "Jamilah" (cantik). Seorang wanita bernama "Barrah" diganti oleh Nabi SAW "Zainab".
(kutipan dari buku Membumikan Al-Quran, Muhammad Quraish Shihab)